Rabu, 07 Maret 2012

TAK DI ANGGAP ITU SAKIT !! (-_-)

Memerhatikan, tapi tidak diperhatikan. Merindukan, tapi tidak dirindukan.
Mengharapkan, tapi tidak diharapkan. Menyayangi, tapi tidak disayangi.
Menyukai, tapi tidak disukai. Memahami, tapi tidak dipahami. Tak dianggap itu sakit


dont care lah (-__________-)
gue benci seperti ini, gue benci selalu berharap sama sesuatu yang ga bakal gue dapetin, gue benci selalu ngasih feel gue ke orang yang salah, mending mati aja sih daripada gini. gue ga kuat nyesek tiap hari kaya gini.
gue ga kuat baca status dia yang notabene ditunjukkan ke cowonya bahwa dia sangat sayang sama dia. ah entahlah apa yang gue tulis ini, yang jelas akhir-akhir ini gue berharap untuk mati.
gue inget semua detail kecil yang pernah gue lakuin buat ngedeketin dia dulu, mulai dari jam, tanggal, hari, barang, warna atau bahkan noda sisa makanan yang pernah gue bersihin dari bibirnya pake tangan gue sendiri, gue inget.

bisa dilihat dari semua postingan gue, kayanya hampir semua isi postingan gue di blog ini galau semua, dari awal gue buat blog ini 7 september 2011 sampe 16 januari 2012 sekarang ini, kalo dibaca seakan-akan hubungan gue sama dia ga berkembang sama sekali, tetep lari di titik yang sama, ga maju sama sekali, atau mungkin bisa dibilang, semakin mundur.

ga tau gue udah berpikir "gue harus mundur, mau dilanjutin sampe kapanpun juga bakal tetep kaya gini" berapa kali, ga tau juga gue udah berniat buat ngejauhin dia berapa kali, ngelupain dia, ngilangin feel gue ke dia, ato mungkin yang paling ekstrem, ngebenci dia, dari semua itu, ga ada satupun yang berhasil gue lakuin sampe sekarang, entah kenapa, yang jelas gue udah berusaha sebisa mungkin buat ngelakuin itu semua, dan sampe sekarang gue belum bisa, atau ga bisa sama sekali.

gue sempet nanya ke dia tadi, "apa ga aneh aku ceritain semua aib-aibku ke kamu?" aib dalam artian semua pengorbanan gue yang bodoh yang pernah gue lakuin ke dia, semacam dateng pagi ke sekolah cuma buat bisa ngobrol sama dia, nyusun urutan duduk sedemikian rupa biar gue bisa satu kelompok sama dia, dan responya dari pertanyaan gue itu, "biasa aja, ga ada yang spesial". gue sadar, berjam-jam waktu yang gue habiskan buat memikirkan hal seperti itu, menceritakan pengalaman-pengalaman gue tentang dia yang bisa dibilang sangat bodoh bener bener percuma, ga ada hasilnya sama sekali. dan gue sadar, emang gue mungkin jauh dari kriteria dia, atau mungkin ga sebanding sama sekali dari sekian banyak mantan yang dia miliki, gue lebih rendah dari mereka, itu yang gue pikirin sekarang.

gue sempet berpikir apa yang bakal gue minta kalo misal gue dikasih 1 permintaan buat dikabulkan , yang pertama kali gue pikirin gue bakal minta "hati"nya , yang mana gue ga butuh duit, ato segala macem, dipikir aja, gue temenan sama dia, duduk sebangku sama dia aja udah seneng, gimana kalo misal gue bisa jadi sama dia? sampe sekarang gue masih ga kebayang gimana senengnya, tapi sekali lagi, sampai sekarang belum ada orang yang diberi 1 permintaan yang pasti akan dikabulkan oleh seseorang kecuali di film kartun disney, dengan kata lain, itu mimpi gue yang sangat jauh, ato mungkin sangat absurd buat terjadi.

"cari lain aja, aku kasian sama kamu", kalimat itu baru gue denger tadi siang dari dia, melalui telpon tepatnya, yang seakan-akan dalam kalimat lain "jangan ngejar aku lagi, aku ga mungkin bisa kamu dapetin". beda kalimat tapi satu tujuan bukan? yang pada intinya berharap gue berhenti mengejar dia, jujur aja gue kalo bisa ngontrol perasaan gue yang sungguh menyebalkan ini, yang hampir setiap hari ngebuat gue galau, nyesek, dan semacamnya, dari awal gue tau dia cowo, mungkin gue bakal beralih ke cewe lain, sekali lagi, sayangnya gue ga bisa ngelupain orang yang udah gue sayang banget, gue juga benci sama sikap gue yang sering disebut "bodoh" oleh orang-orang yang sering gue curhatin tentang pengalaman gue ini. pemikiran gue yang memaksakan bahwa seakan-akan ada sisi positif dari semua ini, yang terus berpikir bahwa dia akan menyadari betapa sayangnya gue ke dia, yang terus berpikir gue bisa nungguin sampe dia udahan, ato mungkin yang terus berpikir bahwa gue masih punya harapan sama dia, yang dalam kenyataanya itu semua ga ada sama sekali, sekali lagi gue sangat payah dalam hal ini, gue terlalu berharap lebih dan ga tau gimana cara menguranginya.

Tuhan itu adil, kata setiap orang yang bahagia di hidupnya, yang mencintai , menyayangi orang yang mencitai, menyayangi dia juga, kalo dalam kasus gue? gue SANGAT menyayangi orang yang SANGAT menyayangi orang lain. Apa gue masih bisa bilang bahwa Tuhan itu adil? entahlah. gue cuma berharap bahwa takdir gue suatu saat bakal menyenangkan. Sungguh menyebalkan hidup dalam takdir seperti ini, seakan-akan kita ga bisa mengubah sesuatu yang sudah ditentukan sebelumnya, mau berusaha sekuat apapun, sekeras apapun, kalo emang takdir kita bukan seperti itu, tetep aja ga bakal bisa, ambil contoh aja, Jodoh.
mau kita berusaha sekeras apapun buat mendekati orang yang kita anggap jodoh kita tersebut , berkorban sebesar apapun, tapi kalo dia bukan jodoh kita, tetep aja. ga akan bisa sama sekali. menyedihkan.

gue ga tau apa yang harus lakuin sekarang ini, gue juga gatau apa tujuan gue nulis seperti ini, tulisan yang ga akan mempengaruhi keadaan sama sekali, tulisan yang bisa dibilang ga berpengaruh sama sekali.


Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handphone yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.



..


1 komentar:

  1. sabar aja deh :)
    emang sesuatu yg indah kadang berlabuhnya di tempat yg salah...
    tinggal gimana lo mau meng-expetasi-kan hidup lo , dan jangan lupa, hidup itu banyak rasa .

    BalasHapus