Ini cerita yang gue suka, yang gue kutip dari buku Kepada Cinta
entah gue ngerasa cerita ini bagus (y) (menurut gue ya)
Judulnya "Untuk Seseorang yang Pernah Ada"
Dari: Smita Pratita Sjahputri
Pagi ini, aku terbangun dengan suatu perasaan membuncah yang tidak bisa aku kontrol.
AKU KANGEN KAMU.
Hari ini, sudah sehari sejak kemarin,sejak kita menutup sebuah pembicaraan panjang di telepon yang mengakhiri hubungan yang belum sempat terajut lama ini. Selama ini, aku berusaha untuk kuat, tertawa-tawa, dan menjalani hidup seperti biasa. Tidak seperti kasus-kasus sebelumnya, kemarin aku terlihat baik-baik saja. Tidak ada curhatan sedikitpun. Tidak ada lagi aku yang terbata-bata ingin mengungkapkan rasa, tapi hanya satu-dua kata yang keluar dan membingungkan orang-orang. Tidak ada telepon malam-malam mengasihani diri sendiri. Tidak ada momen-momen saat aku merasa drop sendiri. Semuanya berjalan seolah-olah aku tidak merasa sedih dengan perpisahan ini.
Yah, tapi, ya nggak mungkinlah nggak sedih kan? Namanya juga sayang sama orang yg gak pernah sayang sama kita, pasti satu paket sama air mata, curhat, dan sakit hati. Tapi, mungkin kamu tidak lagi perlu untuk tahu itu.
Ada sisi dariku yang merasa baik-baik saja karena memang kita mengakhiri semuanya dengan baik-baik. Tapi, memang kekosongan dan kehilangan tetap saja terasa. Tetap terasa meski terkadang aku selalu berusaha mengisi itu semua dengan kegiatan-kegiatan nggak penting: Dan, aku memang bisa melakukan semuanya dengan tersenyum. Aku sendiri tidak tahu, apakah orang yang melihat senyumku itu tulus atau nggak. Tapi, aku sih merasa aku memang bisa tersenyum dengan santai-santai saja.
Tapi aku tahu, dibalik itu semua masih ada sisi dari diriku yang sebenarnya ingin, SANGAT AMAT INGIN kamu balik lagi kedalam kehidupan aku. Alam bawah sadar dan alam atas sadarku (yang untungnya masih bisa ku kontrol) memang masih selalu terbayang dirimu, sosokmu, dan segala hal kecil tentang kamu. Hati ini ternyata memang masih tertambat pada kamu, seseorang yang aku sayang.
Pagi ini, beda seperti beda banget dengan di indonesia dimana gw tingal, lantas duduk disebelah jendela kamar sambil dengerin lagu soulmate itu lagu yang dia kasih buat gue dari kahitna dan . Tapi, sekarang, bahkan hal-hal terkecil yang aku lakukan pun mengingatkan aku pada kamu.
Setiap kali aku bikin denger lagu itu,
Sosok kamu, sosok yang ternyata membuat aku jatuh cinta.
Kamu adalah si A. Jujur, aku ingin menjadi kuat seperti kamu, tapi ternayat aku masih butuh banyak pemanis dalam menjalani hidup. aku belum bisa menghilangkan keinginan untuk menjadi anak-anak yang KUAT.
Setiap kali dengerin lagu, aku selalu teringat dengan kamu.
Aku tahu ketidakcocokan kita bukan ada pada ketidakcocokan prinsip atau keinginan atau, bahkan, tujuan yang ingin sama-sama kita capai. Aku tahu apa yang aku inginkan sama dengan apa yang kamu inginkan. Aku juga tahu tujuan kita sebenarnya kemana. Tapi, aku juga akhirnya sadar, yang tidak cocok disini ternyata cuma selera dan pilihan dalam bertingkah. Sosok aku belum tepat untuk kamu, begitu juga sebaliknya.
Aku yang terkadang kekanak-kanakan, yang maunya serba manis, dan terkadang suka terlalu ribet sendiri, tidak cocok dengan kamu yang praktis, pakem, dan nggak mau macem-macem.
Tapi sekarang,dari situ, aku sadar, aku bodoh.mengharapkan cinta yang tak pasti
Sekarang, disinilah aku, disebelah jendela kamar. mengingatkan kamu dan menekan rasa kangen yang makin lama makin aku rasakan.mungkin “jalan sendiri-sendiri dulu untuk memperbaiki diri masing-masing, berubah untuk jadi lebih baik dulu, untuk diri sendiri dan untuk masing-masing.” Jujur, kata-kata itu memang membuat aku berharap mungkin nantinya jalan kita akan kembali bertemu. Dan, mungkin, kita akan bisa berjalan berteman lagi :'(
Aku tidak akan tahu juga kapan itu bisa terjadi. Mungkin dalam waktu dekat, mungkin juga perjalanannya masih sangat jauh. Mungkin juga nggak akan terjadi. Aku nggak tahu. Aku yakin kamu pun nggak tahu. Tapi, aku berharap, misalnya, kalau semuanya bisa terjadi dan pada saat itu kembali bersama kamu lagi, aku ingin melihat diri kita duduk bersama di suatu tempat, ngobrol panjang, dan ketawa-ketawa lagi di telfon seperti kemarin
Untuk sekarang, aku tahu yang bisa aku lakukan hanya menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Aku memang akan selalu teringat kamu pada saat aku mendengarkan OneRepublic, atau Efek Rumah Kaca, atau Kings of Convenience. Atau, lagu-lagu yang biasa kamu putersambil buat aku di malam-malam ketika kamu nemenin aku ngerjain tugas cuma untuk ninaboboin aku. Tapi, aku memang harus bisa membenahi diri dulu. Untuk jadi lebih baik, buat kamu, tapi penting lagi, buat diri aku sendiri.
Satu hal yang mungkin harus kamu tahu, aku masih punya secuil harapan itu. secuil harapan yang kemudian mengakar dan menjadi sebongkah keyakinan yang aku pegang teguh. Aku tidak tahu dari mana semua itu datang. Tapi, satu hal yang aku yakin, kamu adalah yang terbaik yang pernah aku miliki walaupun kita tidak bisa bersama sekarang. Walaupun sosok kita belum tepat untuk satu sama lain. Walaupun kita ternyata belum punya cukup energi untuk menyatukan dua hati ini.
Aku sayang kamu, selalu dan selamanya. Maafkan aku yang hanya bisa menyampaikan ini lewat kata-kata yang mungkin akan kamu buang dan anggap sebagai sebuah roman picisan atau rayuan gombal seorang seperti aku yang sudah tidak tahu lagi lagi harus bagaimana untuk mendapatkanmu kembali. Tapi, aku menunggu. Menunggu sampai jalan itu bertaut kembali, menunggu sampai kamu bisa mengisi setapak lagi ini.